Klasifikasi Pteridophyta (Tumbuhan Paku)
Pengertian Pteridophyta (tumbuhan paku)
Pteridophyta atau yang sering disebut dengan pakis merupakan tumbuhan yang lebih tinggi yang sudah memiliki akar, daun dan batang yang asli. Pakis ini hidup di tempat lembab (hygrophytes), di air (hydrophytes) atau di pohon lain (epifit). Pteridophyta tidak dapat menghasilkan biji dalam proses seksual, tetapi juga melepaskan spora sebagai alat distribusi atau reproduksi. Sekitar 12.000 spesies Pteridophyta saat ini telah ditemukan.
Klasifikasi Pteridophyta (tumbuhan paku)
Bergantung pada jenis spora, pakis ini dapat dibagi menjadi tiga kelompok:
A. Kuku rumahan
Kuku homosporik adalah tumbuhan paku yang dapat menghasilkan spora dengan jenis kelamin dan ukuran yang sama, tidak dapat dibedakan antara spora dan betina. Jenis tumbuhan ini sering disebut juga dengan pakis Isospora.
B.Paku Heterospora
Kuku heterospora adalah tumbuhan paku yang dapat menghasilkan spora dengan ukuran yang sangat berbeda antara spora dan betina. Spora jantan ini tampak lebih kecil, sehingga disebut mikrospora, sedangkan spora betina cukup besar untuk disebut makrospora. Kuku heterospora sering disebut sebagai isospore.
C.Paku transisi
Pakis peralihan merupakan tumbuhan paku yang sangat berbeda jenis kelaminnya, jantan dan betina, namun ukuran sporannya hampir sama.
Berdasarkan jenis spora pakis ini juga dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
Kuku rumahan
Paku rumahan dapat menghasilkan spora dengan ukuran yang sama dan tidak dapat membedakan spora jantan dan betina. Jenis tumbuhan ini juga bisa disebut paku isospore, contoh: Lycopodium sp (paku kawat).
Kuku heterospora
Jenis pakis ini menghasilkan spora yang ukurannya sangat berbeda sehingga dikenal sebagai an-isospora. Spora jantan disebut mikrospora karena berukuran kecil, sedangkan spora betina berukuran lebih besar sehingga disebut makrospora, contoh: Selaginella sp (Ranefarne).
Paku perantara
Kuku transisi adalah pakis dari jenis kelamin yang berbeda, tetapi ukuran spora hampir sama. Misalnya: Equisetum debile (ekor kuda).
Manfaat Pteridophyta (tumbuhan paku)
A. Tanaman hias
Banyak tumbuhan paku yang sering dijadikan tanaman hias dalam kehidupan, misalnya Adiantum cuneatum (Suplir), Asplenium nidus (pakis sarang burung walet) atau Platycerium biforme (paku simbar rusa).
B. Sayuran
Tanaman paku yang dapat dijadikan sayuran antara lain: Marsilea crenata (semanggi) dan Pteridium aquilinum (kuku elang).
C. Pupuk hijau
Pakis yang sering digunakan sebagai pupuk hijau adalah Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena azolle yang dapat mengikat gas N2 bebas.
D. Obat
Ada tumbuhan paku yang digunakan sebagai diuretik yaitu Equisetum (paku kuda), dan dapat digunakan sebagai obat luka yaitu Selaginella.
E. Bahan bangunan
Pakis yang biasa digunakan untuk membangun tiang adalah Alsophila glauca.
Sifat tanaman paku
Secara umum pakis ini dikenal dengan ciri khas daun mudanya yang melengkung di ujungnya. Meskipun fungsi ini sebenarnya hanya berlaku untuk fungsi ini, sebenarnya hanya berlaku untuk kuku Leptosporangiatae dan juga untuk anggota Marattiales.
Ada beberapa ciri morfologi tumbuhan paku, antara lain:
- Memiliki akar, batang, atau daun.
- Memiliki pembuluh angkut xilem atau floem.
- Ukuran tanaman ini bervariasi dari beberapa milimeter hingga tinggi sekitar 6 meter.
- Penampakan luar pakis bervariasi dari pohon, semak, epifit hingga tumbuhan
- Merangkak, berenang di air, untuk melihat hidrofit atau yang lainnya.
Metode reproduksi Pteridophyta
Pakis berkembang biak secara vegetatif dan seksual. Berikut penjelasannya.
A. Reproduksi aseksual adalah bentuk reproduksi aseksual tanpa kehilangan sel jantan dan betina. Penaburan vegetatif dengan spora haploid dari tanaman paku. Spora yang terbentuk di sporangium (kotak spora) muncul dari pemisahan miosis.
Reproduksi aseksual dapat terjadi baik secara alami maupun buatan, termasuk yang berikut ini:
fragmentasi
Fragmentasi terjadi dengan memisahkan rimpang dari koloni induk. Pangkal rimpang atau individu akar dan cabang mati menjadi individu baru. Jenis perkembangbiakan ini terdapat pada tumbuhan berkuku yang bersistem intercom, seperti Pteridium aquilinum dan Dryopteris rigida.
Tunas tunas
Tunas muncul pada:
- Bagian bawah pisau, misalnya Asplenium buldiferum,
- Bagian atas bilah, misalnya Asplenium Viviparum dan Displazium Celtidiforum,
- Pangkal daun, misalnya pada Cystopteris zenruroids
Ujung pisau menembak
Daun embrio terbentuk dari pucuk pucuk. Saat ujung daun menyentuh tanah yang lembab, mereka langsung membentuk tunas dengan akar yang tumbuh ke dalam tanah. Selain itu, dorongan ini tumbuh menjadi individu baru. Misalnya Asplenium Pentifidium
bola lampu
Umbi yang dihasilkan tahan terhadap tanah kering. Dapat ditemukan di semanggi atau Marsilea crenata.
Tembak akar
Itu dapat ditemukan di Platycerum, Asplenium, dan Ophioglosum.
B. Reproduksi seksual adalah budidaya tanaman dewasa atau seksual yang ditandai dengan mencairnya sel kelamin jantan (spermatoloids) dan sel kelamin betina (telur atau telur), yang kemudian menghasilkan zigot. Telur diproduksi oleh Archaegonium, sedangkan sperma diproduksi oleh Anteridia. Anteridium dan Archaegonium di Prothalium
Dalam reproduksi kuku, terjadi metagenesis, yaitu munculnya rotasi turun-temurun yang teratur antara tahap vegetatif dan generatif.
Struktur Pteridophyta
Layaknya tumbuhan pada umumnya, kuku tubuh dapat dibedakan menjadi akar, batang, dan daun. Bagian ini terutama terlihat dengan jenis tip tiang tinggi seperti tip tiang. Pakis mengalami dua fase dalam hidupnya atau sering disebut dengan hereditary turn. Kuku melalui fase gametofit dan fase sporofit dalam siklus hidupnya. Fase gametofit kuku berukuran sangat kecil dan sulit diamati, sedangkan fase sporofit merupakan bentuk tumbuhan kuku jari kaki yang sering kita lihat. Penjelasan yang lebih rinci tentang dua fase tanaman kuku jari kaki dapat ditemukan di artikel siklus tanaman kuku jari kaki dan dalam reproduksi tanaman kuku.
Akar tanaman paku
Fase gametofit pada tumbuhan pakis memiliki akar semu yang disebut rizoid karena ditemukan pada lumut kering. Rizoid memiliki fungsi yang sama dalam menyerap air dan mineral dari dalam tanah, namun tetap memiliki struktur jaringan yang sederhana. Sedangkan fase sporofit memiliki akar yang benar dengan tipe serabut akar. Akar serabut merupakan jenis akar yang tidak berakar, seperti tanaman monocoethyl (padi, jagung, dll).
Batang tanaman paku
Batang tumbuhan paku dalam fase gametofit disebut protalium. Batangnya berbentuk daun kecil yang juga berfungsi sebagai tambalan fotosintesis. Bisa juga dikatakan bahwa tongkat palsu ini juga dianggap sebagai daun semu. Pada fase sporofit, pakis memiliki batang asli dengan jaring xilem dan pembuluh angkut floem. Tangkai paku pendek hingga hampir tidak terlihat dan beberapa pohon tinggi.
Daun tanaman paku
Daun tanaman kuku jari kaki bisa dibedakan menurut bentuk dan fungsinya. Pembahasan daun dibatasi pada fase sporofit tanaman kuku. Lembaran kuku dapat dibedakan menjadi mikrofil dan makrofil berdasarkan bentuknya. Mikrofilm adalah daun kecil (seperti gumpalan) yang ditemukan di sekitar batang dan tulang kuku. Mikrofil adalah daun yang tidak berdiferensiasi, artinya daun tersebut masih memiliki jenis jaringan yang sama, tidak memiliki jaringan yang berbeda. Makrofil adalah daun sejati yang digunakan untuk fotosintesis. Jaringan makrofilik telah dibedakan sehingga dapat dibedakan dari epidermis (lapisan luar) dan mesofil daun. Mesofil merupakan bagian dari epidermis yang terdiri dari jaringan parenkim dan jaringan transpor.
Lembaran kuku dibedakan menjadi tropofil dan sporofil berdasarkan fungsinya. Tropofil adalah daun khusus yang digunakan untuk fotosintesis. Sedangkan sporofil merupakan daun yang selain dapat berfotosintesis juga dapat menghasilkan spora sebagai media bibit paku. Spora biasanya muncul di bagian bawah daun atau di tepi daun. Spora tersebut berada di kotak spora / sporangium yang menjadi tempat berkembangnya spora. Sporangium membentuk cluster sorus. Sorus berwarna coklat dan berbentuk seperti tonjolan pada daun.
Spora tumbuhan paku
Berdasarkan spora, pakis dibedakan menjadi tip homospore, tip heterospore, dan tip bergeser.
Kuku rumahan (disebut juga isospora) hanya menghasilkan satu jenis spora yang bentuk dan ukurannya sama. Contoh paku rumahan adalah Lycopodium SP. (Kawat paku) dan Kuneatum adiantum (SUPLIR).
Heterospora merupakan tumbuhan paku yang menghasilkan dua jenis spora yaitu makrospora (betina) dan mikrospora (jantan). Contoh kuku heterospora adalah Selaginella SP. (Kuku Rane) dan Marsilea Clover (Semanggi).
Paku peralihan adalah tumbuhan paku yang menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama, tetapi berbeda sifat dan mempunyai ciri jantan dan betina. Contoh paku sakelar adalah Equisetum Debile (paku ekor kuda).
Baca Juga: